3.2. Bakteri Pasteurella multocida Strain Katha
Pasteurella multocida merupakan bakteri gram negatif, non motil dengan bentuk coccoid, ovoid atau organisme berbentuk batang sering menunjukan bentuk bipolar dalam pewarnaan. Aerobic dan ada yang anaerobic. Dapat menguraikan karbohidrat dengan cara fermentasi, sehingga menghasilkan sejumlah asam tapi tidak menghasilkan gas. Dapat memfermentasi sukrosa tapi jarang sekali memfermentasi laktosa. Uji katalase dan oksidasenya positif. Beberapa spesies menghasilkan indol dan beberapa urease. (Wilson dkk, 1929)
Pasteurella multociada Strain katha adalah kuman pasteurella multocida yang sangat ganas yang diperoleh dari sapi-sapi yang terinfeksi oleh kuman tersebut di daerah Katha Afrika.
3.3. Vaksin
Vaksin adalah mikroorganisme (bagian atau produknya) yang akan menginduksi kekebalan dalam suatu inang. Mikroorganisme ini bisa juga dalam bentuk inaktif atau dilemahkan. (Tortora dkk, 1992)
Antibody yang dihasilkan sebagai reaksi terhadap bahan yang diubah itu tidak mau melindungi terhadap (melawan) agen tak diubah yang menimbulkan penyakit. Hal ini biasanya berarti bahwa perubahan itu harus membiarkan beberapa determinan antigenik tetap utuh. Seringkali digunakan formaldehida untuk menjadikan bakteri dan virus tak berdaya tular tanpa merusak semua determinan antigenic. Vaksin polio salk dipersiapkan dengan cara ini.
Vaksinasi ilmiah yang pertama dilakukan oleh Edward Jenner, dokter berbangsa Inggris, pada tahun 1796, ia membuat sejarah medis dengan cara menginokulasi seseorang dengan bahan yang diperas dari bagian luka seorang gadis yang terserang cacar lembu dan kemudian, beberapa bulan sesudahnya, dengan bahan dari luka-luka orang yang mengidap penyakit cacar yang mengerikan. Orang yang diinokulasi tadi tetap sehat. Jenner melakukan percobaan yang berani ini karena dia (dan yang lain-lain) sejak lama memperhatikan bahwa pemerah-pemerah susu yang perempuan menderita cacar lembu sangat mirip dengan antigen virus cacar sehingga imunitas terhadap yang satu melindungi terhadap yang lain pula.
Vaksinasi terhadap cacar demikian berhasilnya sehingga tidak ada lagi kasus cacar dapat dideteksi dimanapun di muka bumi setelah Ali Maow Maalin, seorang koki di Somalia, jatuh sakit karena penyakit itu pada bulan Oktober 1977 (dan sembuh sama sekali). Organisasi kesehatan dunia (WHO) secara resmi menyatakan bahwa dunia terbebas dari serangan penyakit cacar. Peniadaan malapetaka yang paling besar yang pernah ada itu bagi kemanusian merupakan contoh yang gemilang tentang bagaimana penerapan pengetahuan biologi dapat memperbaiki mutu kehidupan manusia. (Kimball, 1994)